Sabtu, 22 Agustus 2015

selamat hari anti hiv sedunia


konsep masyarakat dan sosial budaya masyarakat indonesia

Dengan mengucap segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berbagai kenikmatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Ucapan terima kasih juga kami haturkan, atas selesainya tugas ini dan semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada para staf dosen selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang telah membimbing penyusunan malakah ini.
Makalah yang berjudul ”Masyarakat Pedesaan Dan Masyarakat Perkotaan” ini kami harapkan bisa bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswi Akademi Bunga Kalimantan (Banjjarmasin) sehingga mahasiswi Akademi Bunga Kalimantan, bisa lebih mengerti dan mendalami tentang materi yang yang bertemakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
Kami atas nama kelompok meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam pembuatan makalah tersebut, karena kami juga masih dalam tahap belajar. Kritik dan saran senantiasa kami buka demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya.




Banjarmasin, 8 November 2013
                                                                                                Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Masyarakat menurut definisi kamus dewan ialah kumpulan manusia yang hidup bersama di sesuatu tempat dengan aturan dan cara tertentu. Individu, keluarga dan kumpulan-kumpulan kecil merupakan anggota sebuah masyarakat.
Modernisasi telah banyak membawa perubahan cara hidup warga desa maupun kota khususnya, dan warga negara  Indonesia umumnya. Perubahan dalam cara hidup dikota mendapat pengaruh dari keterbukaan hubungan Indonesia dan Luar negeri,  selain itu juga karena terjadi perkembangan didalam Negeri. Demikian pula  cara hidup penduduk didaerah pedesaan telah lebih maju karena adanya interasi desa-kota.
Kemajuan dibidang pendidikan, teknologi, sosial-ekonomi-budaya dalam beberapa pelita yang telah dilalui dengan selamat dan sukses telah ikut meningkatkan interaksi desa-kota, dan secara bertahap telah pula meningkatkan tingkat hidup warga desa dan kota.
            Desa kita sejak revolusi kemerdekaan hingga sekarang telah mengalami perubahan, baik dari fungsinya maupun peranannya terhadap berbagai aspek pembangunan.Sifat dan ciri desa di Indonesia ini sudah pula banyak berubah sebagai akibat dari terbukanya desa-desa kita dengan dunia luarnya yang lebih maju materi dan teknologinya.  Modernisasi dalam arti luas dan arti sempit telah memberi corak lain pada desa kita yang dulunya serba menoton dan tradisional.
            Perubahan yang terjadiatau yang dialami oleh desa dan masyarakat republik Indonesia yang jumlahnya saat ini sudah melebihi 63.000 desa menjadi tulang belulang punggung Negara .Sumber bahan panggan, sumber tenaga kerja dan sumber alami banyak diperoleh diwilayah atau daerah pedesaan , dan dalam hal ini tentu saja peranan kota dan ketergantungan kota pada desa tidak dapat dipisahkan dari desa.
Salah satu faktor kekuatan negara ditentukanolehhubungan yang seimbangdanserasiantaradesadankota. Padawaktuzamansebelumkemerdekaanatauzaman kolonial, wargadesaitudijauhkandarikota, baikdarisegisosial, pendidikan,maupunekonomi.

1.2 Rumusan Masalah
1.   Jelaskan Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia ?
2.   Jelaskan perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan?
3.   Jelaskan pengertian masyarakat ?
4.   Jelaskan unsur,syarat,dan ciri masyarakat desa dan kota ?
5.   Bagaimana sumber daya yang ada di pedesaandan perkotaan (upaya meningkatkanKIA) ?
6.   Jelaskan masalah yang ada pada masyarakat pedesaan dan perkotaan?

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui konsep masyarakat dan sosial budaya Indonesia.
2.      Mengetahui perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan..
3.      Mengetahui pengertian masyarakat.
4.      Mengetahui unsur,syarat,dan ciri masyarakat desa dan kota.
5.      Menentukan upaya meningkatkan KIA dari sumber daya yang ada di pedesaan dan perkotaan.
6.      Mengetahui masalah yang ada pada masyarakat pedesaan dan perkotaan.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia.
Konsep Masyarakat adalah segenap tingkah laku manusia yang di anggap sesuai. Tidak melanggar norma-norma umum dan adat istiadat serta terintegrasi langsung dengan tingkah laku umum. Dan dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu.
Setiap masyarakat pula mempunyai budayanya yang tersendiri yang terbentuk darihubungan sesama anggotanya semenjak masyarakat itu terbentuk.
Keadaan Sosial Budaya Indonesia dari perspektif agama, masyarakat Indonesia dalam berperilaku menyelaraskan diri dengan tatanan yang diyakini berasal dari Tuhan, perspektif spiritual merujuk pada pengembangan potensi-potensi internal diri manusia dalam aktualisasi yang selaras dengan hukum non materi, dan perspektif budaya yang merujuk pada tradisi penghayatan dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan untuk membangun sebuah kehidupan, baik secara individu maupun kolektif. (Ahmadi,2003)

2.2 masyarakat pedesaan dan perkotaan
·         Pengertianmasyarkat desa
Masyarakat desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya .Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan dimuka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam  hubungannya dengan daerah-daerah lain. (Bintarto,2000: 11)

·         Unsur-unsur Desa:
a.       Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta pengunaannya, termasuk juga unsur  lokasi, luas dan terbatas yang merupakan lingkungan geografise tempat.
b.      Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
c.       Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi, menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (rural society)
Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lainnya, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuan. Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau ”living unit”. Daerah menyediakan kemungkinan hidup, pendudukan menggunakan kemungkinan yang disediakan oleh daerah itu guna mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam artian yang baik memberikan jaminan akan ketentraman dan keserasian hidup beramai di desa. (Bintarto, 2000:15).
·         Fungsi dan potensi desa
Fungsi desa antara lain:
Ø  Dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan ’hinterland’ atau daerah dukungan berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan makan pokok seperti padi, jagung, ketela, disamping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan yang berasal dari hewan.
Ø  Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ø  Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa yang merupakan desa agraris, desa manufakur, desa industry, desa nelayan, dan sebagainnya.(Bintaro, 2000:15)
Desa mempunyai potensipisis dan potensinonfisis.
·         Potensifisis meliputi antara lain:
a.       Tanah,dalam arti sumber tambangdan material, sumber tanaman yang merupakan sumber mata pencaharian dan penghidupan.
b.      Air, dalam arti sumber air, keadaan atau kualitas air dan tata airnya untuk kepentingan irigasi, pertanian dan keperluan sehari-hari.
c.       Iklim, yang merupakan peranan penting bagi desa agraris.
d.      Ternak, dalam artian fungsi ternak di desa sebagai sumber tenaga, sumber bahan makanan dan sumber keuangan.
e.       Manusia, dalam arti tenaga kerja sebagai pengolah tanah dan sebagai produsen. Tenaga kerja didesa-desa merupakan suatu unsur yang penting. (Bintarto, 2000: 18)

·         Potensi nonfisis meliputi, antara lain:
a.   Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong-royong dan dapat merupakan suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerjasama dan saling pengertian.
b.   Lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan organisasi-organisasi sosial desa yang dapat memberikan bantuan sosial serta bimbingan dalam arti positif.
c.   Aparaturatau pamong desa yang kreatif dan berdisiplin sumber kelancaran dan tertibnya pemerintahan desanya. (Bintarto,2000:19)

·         Pengertian kota
             Menurut Bintarto: “darisegigeografis, kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.”
              Istilah kota dan daerah perkotaan dibedakan disini karena ada dua pengertian yaitu: kota untuk city dan daerah perkotaan untuk urban. Istilah city diidentikan dengan kota, sedangkan urban berupa suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghunian modern, dapat disebut daerah perkotaan. (Bintarto, 2000:35)

2.3  pengertian masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli   sosiologi dunia :
a)      Menurut Selo Sumardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan   menghasilkankebudayaan.
b)      Menurut Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
c)      Menurut Emile Durkheim
Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
d)     Menurut Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakatmerupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut. (taufik, 2012)
2.4 Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
  • Beranggotakan minimal dua orang,
  • Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan,
  • Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia, baru      yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat,
  • Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta,
  • Keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. (cahya, 2010)
2.5 Syarat-syarat masyarakat
·         Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang  relatif lama.
·         Merupakan satu kesatuan.
·         Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa nyaman. (cahya, 2010)

2.6. Ciri-Ciri Masyarakat Desa dan Kota
·         Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
  1. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain (Individualisme).
  3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
  5. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
  6. Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. (Riamrz,2013)
·         Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat desa, yaitu:
  1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
  2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
  3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
  4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
  5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
  6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
  7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya. (Fiki, 2012)
·         Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan  sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1)    jumlah dan kepadatan penduduk
2)    lingkungan hidup
3)    mata pencaharian
4)    corak kehidupan sosial
5)    stratifiksi sosial
6)    mobilitas sosial
7)    pola interaksi sosial
8)    solidaritas sosial
9)    kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional (Ocha Saputra, 2012)
·         Perbedaan masyarkat desa dan masyarakat kota
Masyarakat Pedesaan:
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7). Kolektivisme

Masyarakat Kota:
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan 3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7).Individualisme (Cahya, 2010)

2.7 Sumber Daya Yang Ada Di Pedesaan dan Perkotaan Dalam Upaya KIA.
Mencapai pembangunan yang berkualitas tentunya diperlukan sumber daya yang juga berkualitas, sehingga perlu diupayakan kegiatan dan strategi pemerataan kesehatan dengan mengunakan segenap potensi yang ada. Sumber daya tersebut dapat dicakup dari lingkungandesa maupun dari lingkungan dari lingkungan kota.

1)      Sumber Daya di Desa
Tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap petugas kesehatan masih rendah karena mereka masih percaya kepada dukun, sehingga kita perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa tentang dunia medis.
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokkan dalam sajian informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.
Ø  Sarana Kesehatan
a.       Puskesmas
Di desa untuk saat ini system 100% sudah membangun puskesmas untuk mensejahterakan masyarakatnya. Secara konseptual, puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran jumlah penduduk yang ada di wilayah masing-masing.
b.      BPS (Bidan Praktek Swasta)
Merupakan salah satu sumber daya yang dapat mensejahterakan kesehatan ibu dan anak. Di BPS bidan dapat memberikan penyuluhan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut, khususnya di daerah pedesaan.
c.       Sarana Kesehatan di Desa Bersumber Daya Masyarakat
§  Posyandu: Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan Diare. Terbukti mempunyai pengaruh besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.
§  PKK: gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menujuterwujudnya keluarga yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan batin (keluarga sejahtera).
§  Pos Obat Desa (POD): pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan di posyandu. Dalam implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD itu antara lain:
·         POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
·         POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat.
·         POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu.
·         POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes.
·         Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren.
§  Poskesdes: merupakan pelayanan kesehatan yang bersumber daya pada masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan dan menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang ada di desa.
§  Polindes: merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebiadanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Ø  Sarana Tenaga Kesehatan
2.            Bidan Desa
Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi satu atau dua desa yang dalam melaksanakan tugas pelayanan sistem baik di dalam maupun di luar jam kerjanya bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas dan bekerja sama dengan perangkat desa.
b.  Dukun Bersalin
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas.

2)      Sumber Daya di Kota
Ø  Sarana Kesehatan
a.       Puskesmas
Seperti halnya di desa, di kota juga terdapat puskesmas, akan tetapi untuk mekanisme pengobatan masyarakat lebih banyak pergi ke rumah sakit. Pembinaan pembangunan kesehatan dengan adanya puskesmas yang memiliki tenaga dokter yang didukung tenaga keperawatan/bidan, non medis lainnya sesuai standar, sarana dan biaya operasional yang memadai, sehingga puskesmas mampu melaksanakan pelayanan obstretrik dan neonatal emergensi dasar (PONED) dan diperlukan potensi peningkatan pengetahuan tenaga medis.
b.      Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Semua RS kabupaten/kota mampu melaksanakan pelayanan Obstretrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), sehingga kemauan kemampuan dan kesadaran penduduk dalam upaya kesehatan ibu dan anak dapat diwujudkan. Setiap daerah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada, dari APBD, termasuk lembaga donor internasional.
c.       Klinik Bersalin
Merupakan suatu institusi professional yang menangani proses persalinan dan pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Klinik bersalin biasanya lebih banyak terdapat di daerah perkotaan.

Ø  Sarana Tenaga Kesehatan
§  Dokter Kandungan,
§  Bidan,
§  Apoteker,
§  Perawat,
§  Ahli Gizi,
§  Tenaga Kesehata Masyarakat

Ø  Sumber Dana Kesehatan
§  Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS (Upaya Kesehatan Sekolah), dana sehat pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot, tukang becak dan lain-lain).
§  Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik.
§  Jaminan sistem tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi para pekerja Perusahaan swasta.
§  Asuransi kesehatan swasta atau badan penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Bapel JPKM), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri, PT Bintang Jasa, dan lain-lain. (riawindari, 2011)

2.8 Masalah-masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan.
Ø  Masalah-masalah perkotaan
  • Banjir
  • Urbanisasi
  • Kriminalitas
Ø  Masalah yang ada pedesaan
  • Pendidikan
  • Tingginya angka kemiskinan
  • Rendahnya kualitas SDM







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·         Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut. (taufik, 2012)
·         Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
v  Kehidupan keagamaannya berkurang, kadang kala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
v  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain (Individualisme).
v  Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
v  Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
v  Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
v  Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. (Riamrz, 2013)
·         Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat desa, yaitu:
v  Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
v  Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
v  Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
v  Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayah nya.
v  Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
v  Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
v  Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya. (Fiki, 2012)

·         Perbedaan Masyarakat Kota Dan Desa                               
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Kota
Perilaku homogen         
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai secular
Individualisme
·         Masalah-masalah perkotaan: Banjir, Urbanisasi, Kriminalitas
·         Masalah yang ada pedesaan:Pendidikan, Tingginya angka kemiskinan, Rendahnya kualitas SDM

3.2 Saran

3.2.1 Saran Kepada Pembaca:
          Diharapkan kepada para pembaca yang akan lebih mendalami tentang Perkembangan Sosial Budaya Indonesia dapat mengambil Referensi yang lain sehingga dapat membandingkan dengan Referensi yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini.
3.2.2 Saran Kepada Mahasiswa:
            Diharapkan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebaik mungkin.
3.2.3 Saran Kepada Institut:
            Diharapakan institut, khususnya Akademi Bunga Kalimantan dapat menjaga makalah ini, agar kelak dapat dimanfaatkan lagi oleh mahasiswa lainnya.