MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN GIZI
DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
Dosen pembimbing:
Indah Budiarti, S. ST

DISUSUN OLEH:
Norma Riski Amelia
Nornah
Noormila Sari
Nor Pytaloka
Nurfebriana
Nuristikamah
Nurul Ulfah
Rabiatul Adawiah
PROGRAM STUDY D3 KEBIDANAN
YAYASAN PENDIDIKAN AKADEMI BUNGA
KALIMANTAN
BANJARMASIN
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar
Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 4
A. Hubungan
Status Gizi Dengan Menarche.............................................. 4
B. Hubungan
Gizi Dengan Menstruasi....................................................... 5
C. Prinsip
Diet Pada Penderita Pra Menstruasi Sindrom............................ 6
D. Prinsip
Gizi Pada Usia Menopause........................................................ 8
E. Gizi
Ibu Hamil........................................................................................ 9
1. Kebutuhan
Gizi Ibu Hamil............................................................... 9
2. Status
Gizi Ibu Hamil....................................................................... 11
3. Pengaruh
Status Gizi Ibu Hamil Yang Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin 12
4. Prinsip
Diet Pada Hyperemesis........................................................ 13
5. Prinsip
Diet Pada Pre Eklamsia Dan Eklamsia................................. 13
BAB III PENUTUP............................................................................................ 18
A. Kesimpulan
............................................................................................ 18
B. Saran....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20
Puji dan syukur ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “ Kebutuhan Gizi pada wanita” ini
dengan baik.
Makalah ini disusun
sebagai tugas Mata Kuliah asuhan kebidanan Gizi Terhadapkesehatan Reproduksi. Adapun
makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari internet yang ada
kaitannya dengan makalah yang kami buat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya
tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu kami tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua kami, dosen pembimbing
kami, dan teman-teman kami yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Dalam penyusunan
makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
Banjarmasin, Mei 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keadaan gizi dan
kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia
menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi
lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya
daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh
kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya
pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian,
sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah
terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi.
Masalah gizi pada
hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak
dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab
timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Suatu penyakit
timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit
(agens), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Hal itu disebut juga dengan
istilah penyebab majemuk (multiple causation of diseases) sebagai lawan dari
peiiyebab tunggal (single causation).
Kesehatan adalah
suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Pada kehamilan
terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu
harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil.
Agar kehamilan berjalan sukses, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
selama kehamilan yang diantaranya kebutuhan selama hamil yang
berbeda-beda untuk setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan
dan status gizi sebelumnya.
Bila ibu mengalami
kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,baik pada ibu maupun
janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, kurang gizi dapat mempengaruhi proses persalinan
dimana dapat mengakibatkan peralinan sulit dan lama, premature, perdarahan
setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin serta
dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir
rendah (Proverawati dan Asfuah,2010;36)
Kekurangan
atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu,
janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian
terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan
salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan pada masa
hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada
wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan
janin yang dikandungnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Hubungan Status Gizi Dengan Menarche?
2.
Hubungan Gizi Dengan Menstruasi?
3.
Prinsip Diet Pada Penderita Pra
Menstruasi Sindrom?
4.
Prinsip Gizi Pada Usia Menopause?
5.
Bagaimana Gizi Ibu Hamil seperti:
a) Kebutuhan
Gizi Ibu Hamil?
b) Status
Gizi Ibu Hamil?
c) Pengaruh
Status Gizi Ibu Hamil Yang Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin?
d) Prinsip
Diet Pada Hyperemesis?
e) Prinsip
Diet Pada Pre Eklamsia Dan Eklamsia?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui Hubungan Status Gizi Dengan
Menarche.
2.
Mengetahui Hubungan Gizi Dengan
Menstruasi.
3.
Mengetahui Prinsip Diet Pada Penderita
Pra Menstruasi Sindrom.
4.
Mengetahui Prinsip Gizi Pada Usia
Menopause.
5.
Mengetahui Gizi Ibu Hamil Seperti:
a) Kebutuhan
Gizi Ibu Hamil.
b) Status
Gizi Ibu Hamil.
c) Pengaruh
Status Gizi Ibu Hamil Yang Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin.
d) Prinsip
Diet Pada Hyperemesis.
e) Prinsip
Diet Pada Pre Eklamsia Dan Eklamsia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hubungan
Status Gizi Dengan Menarche
Menarche adalah haid
yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang
sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya
menarhe baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya keluhan-keluhan selama
menarhe maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis wanita remaja yang
pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan
mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja
keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang
ade kuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur.
Nutrisi mempengaruhi
kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini,
mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan
dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis
yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah
menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama. Pada
umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index (indeks
masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki
IMT lebih kecil pada usia yang sama.
Rumus
perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT
= Berat badan (Kg)
Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)
Table 2.3 Kategori ambang
batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
STATUS
GIZI
|
KATAGORI
|
IMT
|
kurus
|
Kurang
bb tingkat berat
Kurang
bb tingkat ringan
|
<17.0
17.0-18.5
|
Normal
|
18.5-25.0
|
|
gemuk
|
Kelebihan
bb tingkat berat
kelebihanbb
tingkat ringan
|
25.0-27.0
>27.0
|
Peristiwa yang
paling dinamik adalah timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata
terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Peristiwa menarhe sangat erat
hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi badan.
Masa ini ditentukan
oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat
hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar
umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah
status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus.
Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan
memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarche.
Pubertas dianggap
terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur 14-16 tahun.
Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan
kemudian perkembangan berlangsung secara biasa.
Menarche yang baru
datang setelah 14 tahun ialah menarhe tarda. Pubertas terda dapat disebabkan
oleh faktor herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan dengan spontan. Kalau menarhe belum datang
pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer.
B.
Hubungan
Gizi Dengan Menstruasi
Komposisi diet baik
secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap memengaruhi siklus menstruasi
dan penempilan reproduksi. Tetapi timbul pertanyaan seberapa sering faktor diet
dipandang sebagai penyebab timbulnya amenore, masih jarang penelitian yang
menggunakan diet sebagai metoda perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap
atau tumpang tindih. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet
vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalm hal lemak, serat dan nutrien
lainnya (Krummel, 1996).
Diet Vegetarian
Pengaruh diet
vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, 9 orang vegetarian diberi diet
yang mengandung daging, ternyata fase folekuler memanjang, rata-rata 4.2 hari
juga FSH meningkat, E2 menurun secara signifikan. Sebaliknya 16
orang diet biasa beralih ke diet yang kurang daging selama dua bulan mengalami
pemendekan fase folikuler, rata-rata 3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi
puncak LH dan peningkatan kadar LH. Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH,
terjadi hubungan antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang
mengkonsumsi diet vegetarian terjadi peningkatan frekuansi gangguan siklus
menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26.5% pada vegetarian dan
4.9% pada nonvegetarian.
Diet Rendah Lemak
Hasil penelitian
pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada diet tinggi lemak
tidak memberikan perbedaan kadar hormon dalam plasma dan urin, kesimpulannya
tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks. Sedangkan pada diet rendah
lemak akan menyebabkan tiga efek utama, yaitu panjang siklus menstruasi
meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0.5
hari, dan fase folekuler meningkat rata-rata 0.9 hari. Dengan demikian maka
bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan memperpanjang
siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase menstruasi dan fase
folikuler.
C.
Prinsip
Diet Pada Penderita Pra Menstruasi Sindrom
Pramenstruasi Syndrome merupakan suatu kondisi di mana
wanita lebih sensitif terhadap perasaan dan tubuhnya. Gejala yang ditimbulkan
bisa ringan hingga berat tergantung personnya. Syndrome ini dapat menyerang
baik secara psikologis (mudah cemas, depresi, insomnia, bingung) maupun fisik
(pusing, sakit kepala, nyeri sendi, sembelit hingga pingsan).
Syndrome ini dapat diatasi dengan cara mengkonsumsi
makanan yang tepat yang dapat menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh.
Makanan
yang dianjuran untuk dikonsumsi pada PMS:
1.
Mengkonsumsi air minum
dalam jumlah yang cukup, idealnya > 2 liter atau >8 gelas per hari.
2.
Mengkonsumsi makanan
yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi dan sereal.
3.
Mengkonsumsi
kacang-kacangan seperti bubur kacang hijau dan sayur buncis.
4.
Mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan.
5.
Mengkonsumsi makanan
yang kaya akan asam lemak seperti minyak ikan dan kacang-kacangan.
6.
Mengkonsumsi Vitamin B
kompleks yang dapat membantu menjaga tubuh dari tekanan stress.
Perhatikan juga:
1. Batasi kosumsi makanan tinggi gula,
tinggi garam, daging merah (sapi dan kambing), alkohol, kopi, teh, coklat,
serta minuman bersoda.
2. Kurangi rokok atau berhenti
merokok.Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per
orang).
3. Meningkatkan konsumsi ikan, ayam,
kacang-kacangan, dan biji-biji-bijian sebagai sumber protein.
4. Batasi konsumsi makanan produk susu
dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai
penggantinya.
5. Batasi konsumsi lemak dari bahan
hewani dan lemak dari makanan yang digoreng. * Meningkatkan konsumsi sayuran
hijau.
6. Meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung asam lemak esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak
sayuran.
7. Konsumsi vitamin B kompleks terutama
vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega-6 (asam linolenat gamma
GLA). Di samping diet, perhatikan pula hal-hal berikut ini untuk mencegah munculnya
PMS.
D.
Prinsip
Gizi Pada Usia Menopause
Makanan yang dibutuhkan dalam masa menopause
ini sebenarnya tidak terlalu banyak. Pola makanannya juga tidak boleh sama
seperti saat usia 30-40 tahun. Karena kebutuhan nustrisinya jelas berbeda dan
dapat dipastikan kelebihan sehingga nantinya akan disimpan dalam bentuk lemak,
pada bokong, payudara dan perut.
Makan makanan yang sehat dan sesuai
kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup berkualitas pada wanita menopause.
Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah
sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi
badan, usia dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan
kebutuhan pada usia dewasa.
Menu Diit pada Usia Menopause
Jenis zat gizi yang harus diperhatikan adalah :
1.
Karbohidrat: merupakan zat gizi yang dikonsumsi dalam
presentase paling besar dalam menu makanan sehari-hari yaitu mencapai 55%,
bahkan lebih dari keseluruhan kalori, jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah
karbohidrat komplek, seperti biji-bijian utuh (wholegrain), roti dan pasta
(macaroni dan spageti), kacang-kacangan, nasi, sayuran, dan buah-buahan.
Kurangi makanan yang banyak mengandung gula serta batasi karbohidrat sederhana.
Perbanyak makanan berserat.
2.
Protein: Kurangi konsumsi protein anda hingga tidak
lebih dari 15% dari jumlah kalori anda. Dapatkan lebih banyak protein dari
sumber nabati dan kurangi sumber hewani.
3.
Lemak: Jumlah lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi
adalah berkisar 20%-30% dari seluruh jumlah kalori. Hindari/batasi penggunaan
lemak asal hewani yang tinggi kandungan asam lemak jenuh dan gunakan lemak asal
kacang-kacangan serta biji-bijian yang lebih banyak kandungan asam lemak tak
jenuh.
4.
Vitamin dan mineral: Terdapat beberapa vitamin dan
mineral yang perlu diperhatikan secara khusus asupannya setiap hari karena
berperan penting pada masa menopause. Vitamin D merupakan vitamin yang
penting pada masa menopause, karena vitamin D meningkatkan absorpsi
(penyerapan) kalsium yang juga merupakan mineral penting dalam mempertahankaan
kekuatan tulang. Dianjurkan agar dapat mengkonsumsi kalsium disertai dengan
vitamin D untuk pencegahan osteoporosis. Asupan kalsium sebesar 1000-1200 mg
dan 500 /g vitamin D per hari dapat meningkatkan efektivitas kalsim dan
melindungi tulang terhadap osteoporosis. Makanan berbagai sumber macam sayuran
dan buah-buahan setiap hari, susu, produk susu, brokoli, dan sayuran berdaun
hijau adalah sumber kalsium.
E.
Gizi
Ibu Hamil
1.
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Kenaikan berat
badan yang ideal berkisar antar 12-15 kilogram. Agar perkembangan janin
berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat
menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus
mengandung gizi sebagai berikut:
a)
Kalori: Selama
kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya.
Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi,
dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55%
kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak
baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta
buahan bisa melengkapi.
b)
Asam Folat: Janin sangat membutuhkan asam folat dalam
jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama
janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya.
Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat
perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir
dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami
bibir sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak
tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan
sayuran hijau.
c)
Protein: Selain
menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel
merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap
harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari
kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.
d)
Kalsium: Berfungsi
dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium
yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit
osteoporosis. Jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan
janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan
lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki
kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seperti vitamin A, Vitamin D,
Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan
sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
e)
Vitamin A: Sangat
bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain
itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun
meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi
berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan
vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.
f)
Zat Besi: Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama
membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena
anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu.
Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh
pada hati, daging atau ikan.
g)
Vitamin C: Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna
menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan
gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh
dari berbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal
ini terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.
h)
Vitamin
D: Dapat meneyerap kalsium sehingga
sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D
dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.
2.
Status Gizi Ibu Hamil
Status gizi bu
hamil akan berpengaruh terhadap ibu maupun janin. LILA menunjukkan status
nutrisi ibu hamil. LILA < 23,5 cm menunjukkan status nutrisi ibu hamil
kurang dan harus mendapatkan penanganan agar tidak terjadi komplikasi pada
janin. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi
ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain
kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum
dan selama hamil.
Salah
satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada
saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini
masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti
Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995
menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia
mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu
hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar
terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena
lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang
dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang
baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,
bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
Selain
itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan
terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah
perilaku dan lain sebagainya (Depkes RI, 1998).
3.
Pengaruh Status Gizi Ibu Hamil Yang
Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin
Kekurangan
gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat
badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb.
Pertambahan
berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I
pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III
sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau
pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah
seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb
untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil
agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan
melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa
pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi
kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang
rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
4.
Prinsip Diet Pada Hyperemesis
Ada tiga macam diet hiperemesis,
yaitu diet hiperemesis I, II, dan III
1). Diet hiperemesis I: Diet
hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan heperemesis berat, makanan hanya terdiri
dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya
semua zat gizi pada makanan ini kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya
diberikan selama beberapa hari.
2). Diet hiperemesis II: Diet
hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap
ini dapat memenuhi kebutuhan gizi, kecuali kebutuhan energi.
3). Diet hiperemesis III: Diet
hiperemesis III diberikan pada pasien dengan hiperemesis ringan. Sesuai dengan kesanggupan pasien,
minuman boleh diberikan bersama makanan, makanan ini cukup energi dan semua zat
gizi.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk
diet hiperemesis I, II, dan III adalah makanan yang merangsang saluran cerna
dan berbumbu tajam, bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang
mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap).
5.
Prinsip Diet Pada Pre Eklamsia Dan
Eklamsia
Macam diet dan indikasi pemberian
1) Diet
pre-eklampsia I: Diet pre-eklampsia I diberikan pada pasien pre-eklampsia
berat. Diet pre-eklampsia I diberikan sebagai makanan perpindahan dari
pre-eklampsia I atau kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya tidak begitu
berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah
garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
2)
Diet pre-eklampsia II: Diet
pre-eklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia I
atau kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan
berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. Makanan
ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
3) Diet
pre-eklampsia III: Diet pre-eklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan
dari pre-eklampsia II atau kepada pasien pre-eklampsia ringan. Makanan ini
mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus disesuaikan dengan
kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.
a) Bahan
Makanan Sehari
Bahan Makanan
|
Diet Pre-eklamsia I
|
Diet Pre-eklamsia II
|
Diet Pre-eklamsia III
|
|||
Berat
(g)
|
Jumlah
|
Berat
(g)
|
Jumlah
|
Berat (g)
|
Jumlah
|
|
Beras
|
-
|
-
|
150
|
3
gls tim
|
200
|
4
gls tim
|
Telur
|
-
|
-
|
50
|
1
btr
|
50
|
1
btr
|
Daging
|
-
|
-
|
100
|
2
ptg
|
100
|
2
ptg sdg
|
Tempe
|
-
|
-
|
50
|
2
ptg
|
100
|
4
ptg sdg
|
Sayuran
|
-
|
-
|
200
|
2
gls
|
200
|
2
\gls
|
Sari
buah/buah
|
1000
|
5
|
400
|
4
ptg sdg
|
400
|
4
ptg sdg papaya
|
Gula
pasir
|
80
|
8
|
30
|
3sdm
|
30
|
3sdm
|
Minyak
nabati
|
-
|
-
|
15
|
1
½ sdm
|
25
|
2 ½ sdm
|
Susu
bubuk *
|
75
|
15
|
25
|
5
sdm
|
50
|
10
sdm
|
*) Susu
khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energi hanya sebagian yang
terpenuhi.
b) Nilai gizi
Diet Pre eklamsia I
|
Diet Pre eklamsia II
|
Diet Pre eklamsia III
|
|
Energi
(kkal)
|
1032
|
1604
|
2128
|
Protein
(g)
|
20
|
56
|
80
|
Lemak
(g)
|
19
|
44
|
63
|
Karbohidrat
(g)
|
211
|
261
|
305
|
Kalsium
(mg)
|
600
|
500
|
800
|
Besi
(mg)
|
6,9
|
17,3
|
24,2
|
Vitamin
A (RE)
|
750
|
2796
|
3035
|
Tiamin
(mg)
|
0,5
|
0,8
|
1,0
|
Vitamin
C (mg)
|
246
|
212
|
213
|
Natrium
(mg)
|
228
|
248
|
.
c) Pembagian bahan
makanan sehari
Waktu
|
Bahan
Makanan
|
Jumlah
|
Pukul
06.00
|
Teh
|
1 gls
|
Pukul
08.00
|
Sari
tomat
|
1 gls
|
Susu
|
1 gls
|
|
Pukul
10.00
|
Sari
jeruk
|
1 gls
|
Pukul
13.00
|
Sari
alpokat
|
1 gls
|
Susu
|
1 gls
|
|
lPukul
16.00
|
Sari
tomat
|
1 gls
|
Susu
|
1 gls
|
|
Pukul
18.00
|
Sari
papaya
|
1 gls
|
Sari
jeruk
|
1 gls
|
|
Pukul
20.00
|
The
|
1 gls
|
Susu
|
1 gls
|
d) Pembagian
bahan makanan sehari diet pre-eklamsia II &
III
Waktu
|
Bahan makanan
|
Diet pre-eklamsia II
|
Diet pre-eklamsia III
|
||
Berat (g)
|
urt
|
Berat(g)
|
urt
|
||
Pagi
|
Beras
|
50
|
1
gls tim
|
50
|
1
gls tim
|
Telur
ayam
|
50
|
1
btr
|
50
|
1
btr
|
|
Sayuran
|
5
|
½
sdm
|
50
|
½
sdm
|
|
Minyak
|
5
|
5
sdm
|
5
|
½
sdm
|
|
Susu
bubuk
|
25
|
1
sdm
|
25
|
5
sdm
|
|
Gula
pasir
|
10
|
1
sdm
|
10
|
1
sdm
|
|
Pukul
10.00
|
Buah
|
100
|
1
ptg sdg pepaya
|
100
|
1
ptg sdg pepaya
|
Gula
pasir
|
10
|
1
sdm
|
10
|
1
sdm
|
|
Siang
|
Beras
|
50
|
1
gls nasi
|
75
|
1
½ gls nasi
|
Daging
|
50
|
1
ptg sdg
|
50
|
1
ptg sdg
|
|
Tahu
|
50
|
½
bh besar
|
100
|
1
bh besar
|
|
Sayuran
|
75
|
¾
gls
|
100
|
1
bh besar
|
|
Buah
|
100
|
1
ptg sdg papaya
|
100
|
1
ptg sdg papaya
|
|
Minyak
|
5
|
½
sdm
|
10
|
1
sdm
|
|
Pukul
16.00
|
Buah
|
100
|
1
ptg sdg
|
100
|
1
ptg sdg
|
Gula
pasir
|
10
|
1
sdm
|
10
|
1
sdm
|
|
Susu
bubuk
|
-
|
-
|
25
|
5
sdm
|
|
Malam
|
Beras
|
50
|
1
gls nasi
|
75
|
1½
gls nasi
|
Ikan
|
50
|
1
ptg sdg
|
50
|
1
ptg sdg
|
|
Tempe
|
25
|
1
ptg dg
|
50
|
2
ptg sdg
|
|
Sayuran
|
75
|
¼
gls
|
75
|
¾
gls
|
|
Buah
|
100
|
1
ptg sdg papaya
|
100
|
1
ptg sdg papaya
|
|
Minyak
|
5
|
½
sdm
|
10
|
1
sdm
|
e) Contoh menu sehari
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Nasi tim
|
Nasi tim
|
Nasi tim
|
Telur
ceplok air
|
Daging
bumbu terik
|
Ikan bumbu kuning
|
Tumis
kacang panjang toge
|
Tahu bacam
|
Gandong tahu
|
Susu
|
pisang
|
Jeruk
|
Pukul 10.00
|
Pukul 16.00
|
Pukul 20,00
|
Selada buah
|
Jeruk
|
The
|
\
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Status gizi remaja wanita sangat
memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya menarke, adanya
keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis
wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri,
kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja
keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan.
2. Hormon yang berpengaruh terhadap
terjadinya menarke adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur
siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat
mengurangi kontraksi,selama siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan
keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, sehingga status gizinya baik.
3. Sindrom premenstrual adalah
kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar.
Gejala utama meliputi sakt kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit
pada payudara dan perasaan begah pada perut.
4. Makanan yang mengandung karbohidrat
dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrisi akan
meningkat selama ibu hamil.
5. Tidak semua kebutuhan nutrisi
meningkat secara propesional. Karena ibu hamil merupakan kelompok yang cukup
rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar
terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan.
6. Ibu hamil membutuhkan tambahan
energi dan zat gizi yang simbang untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
dengan tetap mempertahankan kebutuhan zat gizi ibu. Jika ibu hamil mengalami
kekurangan gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupaun pada janin yang
dikandungnya. Kekurangan gizi juga akan memgakibatkan keguguran, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan
BBLR.
B.
SARAN
1. Sebagai seorang wanita yang
menjelang menarche sebaiknya dapat menjaga gizi di dalam makanan. Agar pada
saat mengalami menarche tidak mengalami gangguan dalam menstruasi. Apabila
mengalami gangguan menstruasi sebaiknya langsung memeriksakan diri kepada
tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan.
2. Kepada tenaga kesehatan terutama
bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang gizi yang dibutuhkan
selama masa menarche, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal pada
setiap remaja.
3.
Agar
ibu selalu dalam keadaan sehat dan janin yang dikandung dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik, maka sebaikanya para ibu hamil dapat memenuhi semua
kebutuhan nutrisinya selama hamil.
DAFTAR
ISI
[Anonim]. 2007. Menopause. http://www.women’s_health_concern.org.
[08 September 2010]
Baziad, A. 2002. Seputar masalah menopause. www.klinik_perempuan.com.
[08 September 2010].
Blackburn
dan Davidson. 1990. Terapi kognitif untuk depresi & kecemasan suatu
petunjuk bagi praktisi. Semarang : IKIP Semarang.
Camellia
Vita. 2008. Sindroma pascamenopause [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara.
Drajat
Z. 1994 Menghadapi Masa Menopause, Mendekati Usia Tua. Jakarta:
Bulan Bintang.
Glasier
A dan Gebbie A. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (edisi
4). Cetakan pertama. Jakarta :ECG.
Kasdu.
2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Puspaswara.
Jakarta: Gramedia.
Khomsan
Ali. 2002. Dampak terapi estrogen pada wanita menopause. www.pasific_link.co.id. [08 September
2010].
Rahman
I.A. 1995. Perubahan tubuh menjelang menopause & gejala serta tanda-tanda
yang menyertainya. Dalam simposium sehari masalah seputar menopause serta
penanggulangan bagi wanita yang aktif. Jakarta: Levin, 5 Fak. Kedokteran.
Universitas Indonesia.
Rostiana
Triana. 2009. Kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause [skripsi]. Depok
: Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma.
Sastrawan
S. 1997. Klimakterium dan Menopause. Ilmu Kandungan Eds. Wiknjosastro,
H. Saifuddin AB. Rachimhadhi, T. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Siswono.
2001. Menghadapi menopause dengan jus papaya. www.gizi.net. [08 September 2010].
Takesihaeng
J. 2000. Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Gramedia.
Thompson
B. 2003. The Psyche of Estrogen Part I; Estrogen and Mood. .http://www.ubcpharmacy.org/cpe/.
[08 September 2010].
1xbet korean - Legalbet.co.kr
BalasHapusNo matter 메리트 카지노 고객센터 what your first deposit, we'll give you 1xbet korean a €50 Free Bet Bonus! The most reliable betting site is now available and 카지노 they have a huge range