Rabu, 07 Oktober 2015

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
Dosen pembimbing:
Indah Budiarti, S. ST
DISUSUN OLEH:
Norma Riski Amelia
Nornah
Noormila Sari
Nor Pytaloka
Nurfebriana
Nuristikamah
Nurul Ulfah
Rabiatul Adawiah





PROGRAM STUDY D3 KEBIDANAN
YAYASAN PENDIDIKAN AKADEMI BUNGA KALIMANTAN
BANJARMASIN
2015









DAFTAR ISI




 KATA PENGANTAR........................................................................................      i
DAFTAR ISI.......................................................................................................       ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................       1
A.    Latar Belakang.........................................................................................       1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................       2
C.     Tujuan......................................................................................................       3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................       4
A.    Hubungan Status Gizi Dengan Menarche..............................................       4
B.     Hubungan Gizi Dengan Menstruasi.......................................................       5
C.     Prinsip Diet Pada Penderita Pra Menstruasi Sindrom............................       6
D.    Prinsip Gizi Pada Usia Menopause........................................................       8
E.     Gizi Ibu Hamil........................................................................................       9
1.   Kebutuhan Gizi Ibu Hamil...............................................................       9
2.   Status Gizi Ibu Hamil.......................................................................       11
3.   Pengaruh Status Gizi Ibu Hamil Yang Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin               12
4.   Prinsip Diet Pada Hyperemesis........................................................       13
5.   Prinsip Diet Pada Pre Eklamsia Dan Eklamsia.................................       13
BAB III PENUTUP............................................................................................        18
A. Kesimpulan ............................................................................................       18
B.  Saran.......................................................................................................       19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................         20



 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “ Kebutuhan Gizi pada wanita” ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah asuhan kebidanan Gizi Terhadapkesehatan Reproduksi. Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari internet yang ada kaitannya dengan makalah yang kami buat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua kami, dosen pembimbing kami, dan teman-teman kami yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.



Banjarmasin, Mei  2015



Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi.
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Suatu penyakit timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Hal itu disebut juga dengan istilah penyebab majemuk (multiple causation of diseases) sebagai lawan dari peiiyebab tunggal (single causation).
Kesehatan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan  setelah  hamil. Agar kehamilan berjalan sukses, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan  selama  kehamilan yang diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan peralinan sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin serta dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah (Proverawati dan Asfuah,2010;36)
 Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu, janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian  terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan  salah satu hal penting dalam pengawasan  kesehatan  pada masa hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan  janin yang dikandungnya.

B.        Rumusan Masalah
1.   Hubungan Status Gizi Dengan Menarche?
2.   Hubungan Gizi Dengan Menstruasi?
3.   Prinsip Diet Pada Penderita Pra Menstruasi Sindrom?
4.   Prinsip Gizi Pada Usia Menopause?
5.   Bagaimana Gizi Ibu Hamil seperti:
a)      Kebutuhan Gizi Ibu Hamil?
b)      Status Gizi Ibu Hamil?
c)      Pengaruh Status Gizi Ibu Hamil Yang Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin?
d)     Prinsip Diet Pada Hyperemesis?
e)      Prinsip Diet Pada Pre Eklamsia Dan Eklamsia?




C.       Tujuan
1.   Mengetahui Hubungan Status Gizi Dengan Menarche.
2.   Mengetahui Hubungan Gizi Dengan Menstruasi.
3.   Mengetahui Prinsip Diet Pada Penderita Pra Menstruasi Sindrom.
4.   Mengetahui Prinsip Gizi Pada Usia Menopause.
5.   Mengetahui Gizi Ibu Hamil Seperti:
a)      Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.
b)      Status Gizi Ibu Hamil.
c)      Pengaruh Status Gizi Ibu Hamil Yang Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin.
d)     Prinsip Diet Pada Hyperemesis.
e)      Prinsip Diet Pada Pre Eklamsia Dan Eklamsia.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.          Hubungan Status Gizi Dengan Menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarhe baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya keluhan-keluhan selama menarhe maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang ade kuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur.
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama. Pada umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index (indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT =  Berat badan (Kg)
Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)
Table 2.3  Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
STATUS GIZI
KATAGORI
IMT
kurus
Kurang bb tingkat berat
Kurang bb tingkat ringan
<17.0
17.0-18.5
Normal

18.5-25.0
gemuk
Kelebihan bb tingkat berat
kelebihanbb tingkat ringan
25.0-27.0
>27.0

Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Peristiwa menarhe sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi badan.
Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarche.
Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur 14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan kemudian perkembangan berlangsung secara biasa.
Menarche yang baru datang setelah 14 tahun ialah menarhe tarda. Pubertas terda dapat disebabkan oleh faktor herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan  dengan spontan. Kalau menarhe belum datang pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer.

B.           Hubungan Gizi Dengan Menstruasi
Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap memengaruhi siklus menstruasi dan penempilan reproduksi. Tetapi timbul pertanyaan seberapa sering faktor diet dipandang sebagai penyebab timbulnya amenore, masih jarang penelitian yang menggunakan diet sebagai metoda perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap atau tumpang tindih. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalm hal lemak, serat dan nutrien lainnya (Krummel, 1996).
Diet Vegetarian
Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, 9 orang vegetarian diberi diet yang mengandung daging, ternyata fase folekuler memanjang, rata-rata 4.2 hari juga FSH meningkat, E2 menurun secara signifikan. Sebaliknya 16 orang diet biasa beralih ke diet yang kurang daging selama dua bulan mengalami pemendekan fase folikuler, rata-rata 3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi puncak LH dan peningkatan kadar LH. Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH, terjadi hubungan antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang mengkonsumsi diet vegetarian terjadi peningkatan frekuansi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26.5% pada vegetarian dan 4.9% pada nonvegetarian.
Diet Rendah Lemak
Hasil penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada diet tinggi lemak tidak memberikan perbedaan kadar hormon dalam plasma dan urin, kesimpulannya tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks. Sedangkan pada diet rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama, yaitu panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0.5 hari, dan fase folekuler meningkat rata-rata 0.9 hari. Dengan demikian maka bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase menstruasi dan fase folikuler.

C.          Prinsip Diet Pada Penderita Pra Menstruasi Sindrom
Pramenstruasi Syndrome merupakan suatu kondisi di mana wanita lebih sensitif terhadap perasaan dan tubuhnya. Gejala yang ditimbulkan bisa ringan hingga berat tergantung personnya. Syndrome ini dapat menyerang baik secara psikologis (mudah cemas, depresi, insomnia, bingung) maupun fisik (pusing, sakit kepala, nyeri sendi, sembelit hingga pingsan).
Syndrome ini dapat diatasi dengan cara mengkonsumsi makanan yang tepat yang dapat menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh. 

Makanan yang dianjuran untuk dikonsumsi pada PMS:
1.      Mengkonsumsi air minum dalam jumlah yang cukup, idealnya > 2 liter atau >8 gelas per hari.
2.      Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi dan sereal.
3.      Mengkonsumsi kacang-kacangan seperti bubur kacang hijau dan sayur buncis.
4.      Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
5.      Mengkonsumsi makanan yang kaya akan asam lemak seperti minyak ikan dan kacang-kacangan.
6.      Mengkonsumsi Vitamin B kompleks yang dapat membantu menjaga tubuh dari tekanan stress.

Perhatikan juga:
1.      Batasi kosumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, daging merah (sapi dan kambing), alkohol, kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda.
2.      Kurangi rokok atau berhenti merokok.Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per orang). 
3.      Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-biji-bijian sebagai sumber protein. 
4.      Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya. 
5.      Batasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan yang digoreng. * Meningkatkan konsumsi sayuran hijau. 
6.      Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak sayuran. 
7.      Konsumsi vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega-6 (asam linolenat gamma GLA). Di samping diet, perhatikan pula hal-hal berikut ini untuk mencegah munculnya PMS.



D.          Prinsip Gizi Pada Usia Menopause
Makanan yang dibutuhkan dalam masa menopause ini sebenarnya tidak terlalu banyak. Pola makanannya juga tidak boleh sama seperti saat usia 30-40 tahun. Karena kebutuhan nustrisinya jelas berbeda dan dapat dipastikan kelebihan sehingga nantinya akan disimpan dalam bentuk lemak, pada bokong, payudara dan perut.
Makan makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia dewasa.
Menu Diit pada Usia Menopause

Jenis zat gizi yang harus diperhatikan adalah :
1.      Karbohidrat: merupakan zat gizi yang dikonsumsi dalam presentase paling besar dalam menu makanan sehari-hari yaitu mencapai 55%, bahkan lebih dari keseluruhan kalori, jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat komplek, seperti biji-bijian utuh (wholegrain), roti dan pasta (macaroni dan spageti), kacang-kacangan, nasi, sayuran, dan buah-buahan. Kurangi makanan yang banyak mengandung gula serta batasi karbohidrat sederhana. Perbanyak makanan berserat.
2.      Protein: Kurangi konsumsi protein anda hingga tidak lebih dari 15% dari jumlah kalori anda. Dapatkan lebih banyak protein dari sumber nabati dan kurangi sumber hewani.
3.      Lemak: Jumlah lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah berkisar 20%-30% dari seluruh jumlah kalori. Hindari/batasi penggunaan lemak asal hewani yang tinggi kandungan asam lemak jenuh dan gunakan lemak asal kacang-kacangan serta biji-bijian yang lebih banyak kandungan asam lemak tak jenuh.
4.      Vitamin dan mineral: Terdapat beberapa vitamin dan mineral yang perlu diperhatikan secara khusus asupannya setiap hari karena berperan penting pada masa menopause. Vitamin D merupakan vitamin yang penting  pada masa menopause, karena vitamin D meningkatkan absorpsi (penyerapan) kalsium yang juga merupakan mineral penting dalam mempertahankaan kekuatan tulang. Dianjurkan agar dapat mengkonsumsi kalsium disertai dengan vitamin D untuk pencegahan osteoporosis. Asupan kalsium sebesar 1000-1200 mg dan 500 /g vitamin D per hari dapat meningkatkan efektivitas kalsim dan melindungi tulang terhadap osteoporosis. Makanan berbagai sumber macam sayuran dan buah-buahan setiap hari, susu, produk susu, brokoli, dan sayuran berdaun hijau adalah sumber kalsium.

E.     Gizi Ibu Hamil
1.            Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Kenaikan berat badan yang ideal berkisar antar 12-15 kilogram. Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut:
a)         Kalori: Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
b)         Asam Folat: Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau.
c)         Protein: Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.
d)        Kalsium: Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seperti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
e)         Vitamin A: Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.
f)          Zat Besi: Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.
g)         Vitamin C: Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari berbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal ini terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.
h)         Vitamin D: Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.

2.            Status Gizi Ibu Hamil
Status gizi bu hamil akan berpengaruh terhadap ibu maupun janin. LILA menunjukkan status nutrisi ibu hamil. LILA < 23,5 cm menunjukkan status nutrisi ibu hamil kurang dan harus mendapatkan penanganan agar tidak terjadi komplikasi pada janin. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya (Depkes RI, 1998).

3.      Pengaruh Status Gizi Ibu Hamil Yang Kurang Terhadap Pertumbuhan Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb.
Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.
 Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
4.      Prinsip Diet Pada Hyperemesis
Ada tiga macam diet hiperemesis, yaitu diet hiperemesis I, II, dan III
1). Diet hiperemesis I: Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan heperemesis berat, makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya semua zat gizi pada makanan ini kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
2). Diet hiperemesis II: Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi, kecuali kebutuhan energi.
3). Diet hiperemesis III: Diet hiperemesis III diberikan pada pasien dengan hiperemesis ringan. Sesuai dengan kesanggupan pasien, minuman boleh diberikan bersama makanan, makanan ini cukup energi dan semua zat gizi.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah makanan yang merangsang saluran cerna dan berbumbu tajam, bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap).

5.      Prinsip Diet Pada Pre Eklamsia Dan Eklamsia
Macam diet dan indikasi pemberian
1)      Diet pre-eklampsia I: Diet pre-eklampsia I diberikan pada pasien pre-eklampsia berat. Diet pre-eklampsia I diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia I atau kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.


2)      Diet pre-eklampsia II: Diet pre-eklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia I atau kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
3)      Diet pre-eklampsia III: Diet pre-eklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia II atau kepada pasien pre-eklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.

a)      Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan
Diet Pre-eklamsia I
Diet Pre-eklamsia II
Diet Pre-eklamsia III
Berat (g)
Jumlah
Berat (g)
Jumlah
 Berat (g)
Jumlah
Beras
-
-
 150
3 gls tim
200
4 gls tim
Telur
-
-
50
1 btr
50
1 btr
Daging
-
-
100
2 ptg
100
2 ptg sdg
Tempe
-
-
50
2 ptg
100
4 ptg sdg
Sayuran
-
-
200
2 gls
200
2 \gls
Sari buah/buah
1000
5
400
4 ptg sdg
400
4 ptg sdg papaya
Gula pasir
80
8
30
3sdm
30
3sdm
Minyak nabati
-
-
15
1 ½ sdm
25
2 ½ sdm
Susu bubuk *
75
15
25
5 sdm
50
10 sdm

*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energi hanya sebagian yang terpenuhi.
b)      Nilai gizi
Diet Pre eklamsia I
Diet Pre eklamsia II
Diet Pre eklamsia III
Energi (kkal)
1032
1604
2128
Protein (g)
20
56
80
Lemak (g)
19
44
63
Karbohidrat (g)
211
261
305
Kalsium (mg)
600
500
800
Besi (mg)
6,9
17,3
24,2
Vitamin A (RE)
750
2796
3035
Tiamin (mg)
0,5
0,8
1,0
Vitamin C (mg)
246
212
213
Natrium (mg)
228
248
.
c)      Pembagian bahan makanan sehari
Waktu
Bahan Makanan
Jumlah
Pukul 06.00
Teh
1 gls
Pukul 08.00
Sari tomat
1 gls
Susu
1 gls
Pukul 10.00
Sari jeruk
1 gls
Pukul 13.00
Sari alpokat
1 gls
Susu
1 gls
lPukul 16.00
Sari tomat
1 gls
Susu
1 gls
Pukul 18.00
Sari papaya
1 gls
Sari jeruk
1 gls
Pukul 20.00
The
1 gls
Susu
1 gls

d)     Pembagian bahan makanan sehari diet pre-eklamsia II & III
Waktu
Bahan makanan
Diet pre-eklamsia II
Diet pre-eklamsia III
Berat (g)
urt
Berat(g)
urt
Pagi
Beras
50
1 gls tim
50
1 gls tim
Telur ayam
50
1 btr
50
1 btr
Sayuran
5
½ sdm
50
½ sdm
Minyak
5
5 sdm
5
½ sdm
Susu bubuk
25
1 sdm
25
5 sdm
Gula pasir
10
1 sdm
10
1 sdm
Pukul 10.00
Buah
100
1 ptg sdg pepaya
100
1 ptg sdg pepaya
Gula pasir
10
1 sdm
10
1 sdm
Siang
Beras
50
1 gls nasi
75
1 ½ gls nasi
Daging
50
1 ptg sdg
50
1 ptg sdg
Tahu
50
½ bh besar
100
1 bh besar
Sayuran
75
¾ gls
100
1 bh besar
Buah
100
1 ptg sdg papaya
100
1 ptg sdg papaya
Minyak
5
½ sdm
10
1 sdm
Pukul 16.00
Buah
100
1 ptg sdg
100
1 ptg sdg
Gula pasir
10
1 sdm
10
1 sdm
Susu bubuk
-
-
25
5 sdm
Malam
Beras
50
1 gls nasi
75
1½ gls nasi
Ikan
50
1 ptg sdg
50
1 ptg sdg
Tempe
25
1 ptg dg
50
2 ptg sdg
Sayuran
75
¼ gls
75
¾ gls
Buah
100
1 ptg sdg papaya
100
1 ptg sdg papaya
Minyak
5
½ sdm
10
1 sdm

e)      Contoh menu sehari
Pagi
Siang
Malam
Nasi tim
Nasi tim
Nasi tim
Telur ceplok air
Daging bumbu terik
Ikan bumbu kuning
Tumis kacang panjang toge
Tahu bacam
Gandong tahu
Susu
pisang
Jeruk
Pukul 10.00
Pukul 16.00
Pukul 20,00
Selada buah
Jeruk
The















\
BAB III
PENUTUP

A.          KESIMPULAN
1.     Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan.
2.     Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selama siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik.
3.      Sindrom premenstrual adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar. Gejala utama meliputi sakt kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit pada payudara dan perasaan begah pada perut.
4.      Makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrisi akan meningkat selama ibu hamil.
5.      Tidak semua kebutuhan nutrisi meningkat secara propesional. Karena ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan.
6.      Ibu hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi yang simbang untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap mempertahankan kebutuhan zat gizi ibu. Jika ibu hamil mengalami kekurangan gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupaun pada janin yang dikandungnya. Kekurangan gizi juga akan memgakibatkan keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan BBLR.

B.           SARAN
1.       Sebagai seorang wanita yang menjelang menarche sebaiknya dapat menjaga gizi di dalam makanan. Agar pada saat mengalami menarche tidak mengalami gangguan dalam menstruasi. Apabila mengalami gangguan menstruasi sebaiknya langsung memeriksakan diri kepada tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan.
2.       Kepada tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang gizi yang dibutuhkan selama masa menarche, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal pada setiap remaja.
3.      Agar ibu selalu dalam keadaan sehat dan janin yang dikandung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka sebaikanya para ibu hamil dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisinya selama hamil.













DAFTAR ISI

[Anonim]. 2007. Menopause. http://www.women’s_health_concern.org. [08 September 2010]
Baziad, A. 2002. Seputar masalah menopause. www.klinik_perempuan.com. [08 September 2010].
Blackburn dan Davidson. 1990. Terapi kognitif untuk depresi & kecemasan suatu petunjuk bagi praktisi.  Semarang : IKIP Semarang.
Camellia Vita. 2008. Sindroma pascamenopause [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Drajat Z. 1994  Menghadapi Masa Menopause, Mendekati Usia Tua. Jakarta: Bulan Bintang.
Glasier A dan Gebbie A. 2006. Keluarga Berencana  dan Kesehatan Reproduksi (edisi 4). Cetakan pertama. Jakarta :ECG.
Kasdu. 2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Puspaswara. Jakarta: Gramedia.
Khomsan Ali. 2002. Dampak terapi estrogen pada wanita menopause. www.pasific_link.co.id. [08 September 2010].
Rahman I.A. 1995. Perubahan tubuh menjelang menopause & gejala serta tanda-tanda yang menyertainya.  Dalam simposium sehari masalah seputar menopause serta penanggulangan bagi wanita yang aktif. Jakarta: Levin, 5 Fak. Kedokteran. Universitas Indonesia.
Rostiana Triana. 2009. Kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause [skripsi]. Depok : Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma.
Sastrawan S. 1997. Klimakterium dan Menopause. Ilmu Kandungan Eds. Wiknjosastro, H. Saifuddin AB. Rachimhadhi, T. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Siswono. 2001. Menghadapi menopause dengan jus papaya. www.gizi.net. [08 September 2010].
Takesihaeng J. 2000. Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Gramedia.
Thompson B. 2003. The Psyche of Estrogen Part I; Estrogen and Mood.  .http://www.ubcpharmacy.org/cpe/. [08 September 2010].

1 komentar:

  1. 1xbet korean - Legalbet.co.kr
    No matter 메리트 카지노 고객센터 what your first deposit, we'll give you 1xbet korean a €50 Free Bet Bonus! The most reliable betting site is now available and 카지노 they have a huge range

    BalasHapus